Cari Blog Ini

Rabu, 03 Maret 2010

Berinvestasi berarti kita menanamkan sejumlah uang atau membeli suatu aset dengan maksud memperoleh keuntungan. Dalam berinvestasi selalu ada risiko kerugian yang mungkin saja dialami. Suatu investasi yang dapat memberi peluang keuntungan lebih besar, biasanya akan diikuti dengan risiko kerugian yang lebih besar pula. Anda sebaiknya mengenal keuntungan yang dapat diperoleh beserta risiko kerugian yang mungkin dideritaSecara umum, aset yang dapat menjadi saran investasi terbagi menjadi dua, yaitu aset riil dan aset finansial. Aset riil adalah aset yang dimiliki dan memiliki wujud yang kita simpan atau miliki. Contohnya aset riil adalah rumah, tanah dan emas. Sedangkan, aset finansial tidak berwujud, biasanya hanya berupa kertas yang merupakan bukti kepemilikan kita. Contoh investasi antara lain tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas, properti, dan lainnya. Sekarang, mari kita lihat apa saja keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis investasi tersebut

Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau "industri ternak".

Istilah industri juga digunakan bagi suatu bagian produksi ekonomi yang terfokus pada proses manufakturisasi tertentu yang harus memiliki permodalan yang besar sebelum bisa meraih keuntungan. Dalam kasus ini sebenarnya lebih tepat disebut industri besar.

Sebagai contoh pada tahun 2004, bisnis jasa keuangan adalah industri terbesar di dunia dalam kategori pendapatan.

Dalam perencanaan ekonomi dan wilayah urban, kawasan industri adalah penggunaan lahan dan aktivitas ekonomi secara intensif yang berhubungan dengan manufakturisasi dan produksi.

[sunting] Sejarah

Merujuk kepada definisi kedua, industri (besar) adalah kunci utama produksi di Eropa dan Amerika Utara pada periode Revolusi Industri, yang menyebabkan berakhirnya era merkantilisme dan feodalisme melalui penerapan teknologi yang tepat guna dalam proses produksi, misalnya penggunaan mesin uap, mesin tenun, dan pengembangan produksi skala besar bahan baku baja dan batu bara.

Jalur kereta api dan kapal-kapal uap kemudian berkembang untuk mempermudah transportasi barang-barang yang sudah menjadi berlimpah. Akibatnya pengertian industri kemudian bergeser dari pengertian secara umum menjadi pengertian secara khusus, seperti "apa sich yang dimaksud dengan mesin?" maka juawabannya juga meliputi pengertian industri

Negara-negara industri biasanya mengembangkan ekonomi kapitalisme.

kemudian adapun diindonesia pengertian industri bisa lebih luas lagi jika disangkut pautkan dengan fabrikasi industri di perusahaan contohnya ialah industri secara mekanisme kerja penertiannya berarti mekanika-mekanika yang terjadi pada suatu mesin misalkan mesin bubut atau mesin las Industri berkembang pesat seiring dengan perubahan teknologi mesin modern.

industri komunikasi

Salah satu modal pembangunan ekonomi masyarakat di suatu negara adalah infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang baik akan memberikan akses barang maupun informasi pada masyarakat secara luas. Salah satu infrastruktur yang perlu diperhatikan pembangunannya adalah infrastruktur di bidang telekomunikasi, tepatnya pada industri selular.

Di negara-negara maju, sumbangsih dunia telekomunikasi pada pendapatan negara telah mencapai 30% sementara di Indonesia, angkanya masih jauh lebih rendah yakni 2,8% (2007). Melihat pada data tersebut, indikasi yang muncul adalah perkembangan dunia telekomunikasi mendapat perhatian pening di negara-negara maju. Sepertinya, perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu infrastruktur penopang keberhasilan negara-negara tersebut.


Dalam konteks pembangunan,secara sederhana, infrastruktur bisa dibagi menjadi tiga: infrastruktur yang bidang perhubungan, bidang telekomunikasi dan bidang regulasi. Seperti diungkapkan sebelumnya, infrastrutur-infrastruktur ini adalah penunjang pembangunan ekonomi negara yang berkelanjutan. Infrastruktur perhubungan bisa berupa jalan, jembatan, terminal, stasiun ataupun bandara tentu akan menunjang mobilitas manusia dan barang dalam pergerakan roda pembangunan nasional. Fasilitas-fasilitas ini akan menunjang distribusi barang maupun orang.

Sementara, Infrastruktur regulasi terdiri dari dua hal utama: kebijakan pemerintah sebagai penentu arah pembangunan dan nilai dan norma masyarakat yang mengendalikan dan juga membentuk mental dan budaya masyarakat sekitar. Pembanguan infrastruktur ini dianggap penting karena hal ini bertindak sebagai penjamin keberlangsungan pembangunan infrastruktur perhubungan dan sebagai penentu iklim ekonomi suatu negara.

Yang terakhir, dan yang terbaru, adalah infrastruktur telekomunikasi. Sebenarnya ini, bisa dikatakan, adalah subsidiary dari infrasruktur perhubungan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memaksa dunia perhubungan mengarah pada terma boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan demikian, pembangunan infrastruktur telekomunikasi adalah sebuah kebutuhan yang mendesak bagi suatu negara dewasa ini. Di era globalisasi ini, mengesampingkan pembangunan infrastruktur telekomnikasi adalah hal yang naïf. Akses komunikasi selular dan internet yang semakin luas telah menciptakan suasana yang serba cepat. Maka, ketersediaan infrastruktur telekomunikasi menjadi sebuah keharusan.

Bila dicermati lebih dalam, maka dalam konteks kekinian, di era perkembangan teknologi yang begitu cepat, maka penitikberataan perhatian pada perkembangan industri-industri telekomunikasi adalah sesuatu yang wajar. Hal ini berpijak pada tiga alasan penting yakni pertama, Kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika. Kedua, Globalisasi ekonomi yang menempatkan telekomunikasi sebagai jasa yang diperdagangkan dan sebagai sarana vital bagi sebagian besar jasa lainnya. Yang terakhir, datangnya masyarakat informasi yang menempatkan informasi menjadi faktor produksi yang amat strategis.

Salah satu industri telekomunikasi yang saat ini berkembang pesat adalah industri selular. Bila dibandingkan dengan sektor lain, maka industri selular ini yang paling mungkin mendapat jangkauan paling luas. Di Indonesia, angka penetrasi yang telah dilakukan juga merupakan yang paling besar yakni mencapai 28,6%, jauh mengungguli yang lain: internet (11,4%) atau broadband (0,2%)(2007). Akses layanan operator yang semakin mudah tentu menjadi faktor penyebabnya. Kebutuhan akan berkomunikasi yang semakin bertambah dari perkotaan, pedesaan, hingga pelosok merupakan sebuah kenyataan yang tak mungkin dipungkiri. Selain itu, kesederhanan atau simplicity dari layanan industri ini agakanya mendukung penuh perkembangannya.

perkembangan

Perkembangan Industri Telekomunikasi di Tahun 2009

industri-telekomunikasi-2009Industri telekomunikasi di dalam negeri pada 2009 diperkirakan akan melambat, karena tekanan krisis keuangan global pada awal tahun depan akan makin menguat. Krisis keuangan global akan menghambat para vendor telekomunikasi meningkatkan perannya di pasar domestik.

Banyak pihak yang belum dapat memperkirakan perkembangan industri telekomunikasi pada 2009. Hal ini disebabkan karena krisis keuangan yang sekarang berbeda dengan 10 tahun lalu.

Pada 10 tahun lalu industri telekomunikasi dinilai mengalami pertumbuhan walaupun krisis moneter melanda Indonesia. Hal ini berlainan dengan industri lain yang mengalami penurunan. Industri telekomunikasi anomali.

Kondisi krisis keuangan akan mendorong pengurangan seseorang bepergian ke suatu tempat. Artinya, efisensi akan dilakukan setiap orang. Hal itu masih diragukan sejumlah kalangan lantaran sebelum krisis keuangan global ARPU salah satu vendor telekomunikasi turun 25,9% menjadi Rp39.574 sampai September 2008 dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp53.421.

Tetap Kompetitif

Meski demikian industri telekomunikasi di dalam negeri masih menjanjikan. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang merupakan pasar potensial bagi perkembangan industri telekomunikasi apalagi industri ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar.

Pelanggan industri telekomunikasi di dalam negeri pada tahun 2009 mendatang diperkirakan bakal melonjak 20% dari 75 juta menjadi 90 juta pelanggan. Pasar industri telekomunikasi di dalam negeri sebenarnya masih besar.

Hal tersebut terkait dengan perkembangan industri telekomunkasi di dalam negeri sejak beberapa tahun lalu tumbuh dengan pesat, karena para vendor telekomunikasi aktif mengembangkan usahanya.

Persaingan layanan & kualitas akan mendominasi, menggantikan era perang tarif murah. Ke depan, industri telko bakal menghadapi persaingan lebih berat karena dalam pasar dengan pertumbuhan minimal, situasi yang terbentuk mengarah ke ‘pembunuhan kartu’, bukan lagi generated new subscriber dengan menjual perdana. Industri telko yang bersandar pada ‘kartu perdana’ akan mengalami situasi berdarah – darah untuk mempertahankan kartunya tetap di slot RUIM pengguna.

Setahun ini, adalah hal lumrah dimana 1 orang memiliki lebih dari 1 HP. 1 untuk nomor lama, selebihnya untuk trial nomor baru. Di era krisis, menghidupi banyak nomor sudah bukan pilihan, mencoba – coba juga mulai membosankan. Lebih efisien menghidupi nomor paling nyaman dengan mendapat cash dari menjual HP selebihnya. Banyak kartu yang akan terbunuh.

Dengan mempertimbangkan pasar mendatang, operator mulai melirik optimalisasi layanan, baik melalui fasilitas internet murah, RBT variatif, content, opsi pulsa variatif, jaringan, dan masih banyak lagi.

Dengan tarif telepon & SMS murah, harus ada fasilitas lebih sehingga konsumen ada opsi dalam membelanjakan pulsanya. Kemajuan teknologi yang diimplementasikan oleh operator tidak akan membuat operator makin kaya. Hanya akan membuat mereka tetap kompetitif di masa sulit.

(sumber gambar : nirwansyahputra.wordpress.com)

Jakarta, Kominfo Newsroom -– Industri komunikasi Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan akan tumbuh minimal sebesar tiga persen. Tahun 2008 lalu industri komunikasi menyerap Rp 76 trilliun.

Direk tur Utama PT Excelcomindo Pratama (XL), Hasnul Suhaimi mengatakan, tahun 2009 diharapkan setidaknya bisa tumbuh sebesar Rp 3 triliun sehingga menjadi Rp 79 triliun.

''Renc ana dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), tahun ini pertumbuhan nilai industri komunikasi di Indonesia akan mencapai Rp 84 triliun (planned),'' ujar Hasnul di Jakarta, Selasa (17/3).

Namun, lanjut Hasnul, para provider operator optimistis di angka Rp 82 triliun dan pesimis berada di angka Rp 79 trilliun.

Walau pun akan terjadi kenaikan nilai, ia menilai pertumbuhan industri komunikasi cenderung melambat. ''Target optimistis sebesar Rp 84 triliun pun diperkirakan bakal sulit tercapai.''

Men urut dia, hal ini terjadi karena pada saat krisis, para operator cenderung mengambil kebijakan low price, karena persaingan. Oleh sebab itu, pendapatan perusahaan pun akan turun.

''Dengan memberikan High Quality Low Price maka terjadi traffic yang tinggi dan cost yang juga tinggi, hal ini membuat pertumbuhan melambat. Maka dari itu, harus dilakukan efisiensi maksimal sehingga investasi dan pendapatan tetap ada dan mencukupi,'' tambahnya. (T.Dw/ysoel)

Kapanlagi.com - Pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia diperkirakan melambat pada 2009 akibat tekanan krisis keuangan dunia.

Menurut Presiden Direktur PT Exelcomindo Pratama Tbk Hasnul Suhaimi, pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia 2009 diperkirakan hanya 20%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun ini yang diprediksi sebesar 40%.

Pasar industri telekomunikasi tahun ini masih cukup besar yakni sekitar 140 juta nasabah. Oleh karenanya, XL berusaha membuat jaringan distribusi baru untuk menarik nasabah baru.

"Kami berusaha mencari nasabah lebih besar pada tahun ini untuk mengantisipasi melambatnya industri telekomunikasi pada tahun depan," kata di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Senin.

Nasabah XL, menurut dia, sekarang baru 25 juta orang. Jadi pasar yang harus direbut itu masih besar, meski ada kekhawatiran dengan krisis keuangan global akhir-akhir ini.

Potensi pasar Indonesia sebenarnya masih sangat luas karena jumlah penduduknya yang mencapai 240 juta orang.

"Kami tetap optimis pasar masih tumbuh sekalipun gejolak krisis keuangan global menghambat pertumbuhan tersebut," kata dia. (kpl/roc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar